Lewat buku perbincangan dengan Pramoedya Ananta Toer ini, Andre Vltchek dan Rossie Indira menyampaikan kepada kita suara sastrawan Indonesia paling terkemuka, yang mengaku "tidak akan menulis lagi," penulis novel "Tetralogi Buru" yang terkenal di dunia, dan seorang yang berdiri di puncak dunia sastra Indonesia. Terekam di dalam buku ini pemikiran Pram, demikian dia biasa dipanggil, tentang Indonesia dan dunia serta kisah hidupnya yang menyentuh perasaan. Sebagaimana karya-karya sastranya, di dalam buku ini Pram juga ...
Read More
Lewat buku perbincangan dengan Pramoedya Ananta Toer ini, Andre Vltchek dan Rossie Indira menyampaikan kepada kita suara sastrawan Indonesia paling terkemuka, yang mengaku "tidak akan menulis lagi," penulis novel "Tetralogi Buru" yang terkenal di dunia, dan seorang yang berdiri di puncak dunia sastra Indonesia. Terekam di dalam buku ini pemikiran Pram, demikian dia biasa dipanggil, tentang Indonesia dan dunia serta kisah hidupnya yang menyentuh perasaan. Sebagaimana karya-karya sastranya, di dalam buku ini Pram juga berusaha melibatkan pembacanya dalam pengalaman Indonesia sebagai bangsa. Bukan itu saja. Ketika bicara tentang penindasan historis, politis, dan tak manusiawi, dia bicara tanpa tedeng aling-aling sebagai orang yang mengalami sendiri, berpendirian teguh, dan bersemangatkan kemanusiaan. Karena itu, buku ini patut dibaca oleh semua kalangan yang ingin memahami akar-akar persoalan di Indonesia dewasa ini. "Apa yang direkam di dalam buku ini adalah kelanjutan apa yang sudah ditulis oleh Pram di dalam buku-bukunya - sikap membangkang, menolak, menantang, tak kenal kompromi menyangkut kebebasan dan nalar, serta individualisme yang disebut dengan "Pramisme"" - Chris GoGwilt
Read Less